Jumat, 28 Juli 2017

Bening dalam Debu











Disaat arus kehidupan berputar-putar
Begitu mudahnya kita ikut bergulung dan terombang- ambing
nafas saling mengejar dan tak teratur
Dan kitapun lupa, tak sadarkan diri


Dikala tubuh berbaring dengan nyaman
Acapkali pikiran tak tenang dan bercabang liar
Pertanda begitu banyak timbunan sampah batin kita
Penuh luka, dosa dan debu
Yang kita gendong dari waktu ke waktu


Teman..…….
Sering kali kita sibuk tanpa henti
Banyak bicara dan sedikit bertindak
Sampai akhirnya terhempas, lemas dan tak berdaya
Dan saat itu juga muncul beraneka pertanyaan
Untuk siapa saya sibuk, mengapa dan mengejar apa?


Jawabannya ada pada Sang Dia
Yang tidak  dapat ditemukan dalam kebisingan
Butuh kesenyapan dan keheningan
Yang muncul  disaat kegaduhan hati dipahami
Dan Tuhan adalah sahabat dari keheningan itu   


Yakinlah……
Orang kan senang karena keteduhan hati kita
Pada ketenangan jiwa kita
yang memancarkan kedamaian
pada keadaan sulit sekalipun.

Mari kita temui dia dalam keheningan
Maka deru-debu, hiruk-pikuk yang kita alami
kan berubah menjadi suatu kebeningan
Yang menghasilkan kejernihan hati
Tuk memandang dunia yang membahagiaan.




++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Pengalaman di pertapaan Rawaseneng mengajakku untuk belajar mencintai keheningan dan melatih diri untuk diam dalam kejernihan hati/batin serta berdoa tanpa banyak kata. Pengalaman yang sangat berharga tersebut terinspirasi oleh teladan suci Para Rahib pertapa yang ada di Rawaseneng Temanggung, mereka tiada henti-henti dan tiada berlelah-lelah melambungkan pujian dan mengirimkan doa-doa kepada Sang Khalik. Betapa banyak dan tekun mereka memanjatkan doa ke hadapan Tuhan. Mereka menjalankan puasa sangat keras dan berusaha menyempurnakan hidup rohani mereka. Pada siang hari mereka bekerja keras dan pada waktu malam mereka berdoa sampai larut malam. Mereka telah meninggalkan kekayaan, pangkat, para sahabat dengan tidak pulang ke rumah dimana mereka dibesarkan. Tampak dari  luar mereka menderita kekurangan, tetapi dari dalam hati mereka sangat berkelimpahan, bahagia dan terhibur karena rahmat dan pergaulan mereka dengan Tuhan. Hal tersebut terpantul dari aura wajah yang memancarkan keteduhan dan kenyamanan bagi setiap orang yang dekat dengan mereka. 
Sungguh sangat mengharukan akan kesungguhan hati mereka untuk secara total mengikuti Sang pemilik kehidupan. Hati, jiwa ini terasa tenang dan damai di tempat suci tersebut. Ingin rasanya berlama-lama tenggelam dalam indahnya dentuman lonceng dan dalam buaian keheningan, karena segala kejenuhan, teka-teki dan hiruk pikuk kehidupan dapat terobati oleh kesenyapan bersama Sang Dia.

So…..mutiara berharga yang ditemukan adalah “ Jangan pernah jauh-jauh mencari jawaban akan berlaksa-laksa pertanyaan yang kadang sulit diungkap dalam kehidupan ini, entah itu karena masalah pribadi, iman, politik, lingkungan ataupun SARA . Jangan terlalu banyak menuntut dan mengintip perilaku sesama. Namun, temui, tanyakan dan dapatkan jawabannya di kedalaman batin kita dalam keheningan dan dalam kebeningan. Karena disanalah Tuhan bersemayam, Dia setia menunggu dan senantiasa merindukan kedatangan kita dalam keadaan apapun. Sbab tanganNya selalu terulur dan terbuka bagi kita yang mencariNya”. Terimakasih  Tuhan, terimakasih sang waktu dan   terimakasih Para Rahib, setialah selalu. Amin.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar