Jumat, 28 Juli 2017

PENYUSUNAN PEDOMAN PENDIDIKAN BERKARAKTER KE SFD-an



Pada Kapitel Umum ketiga Suster-suster Fransiskus Dina (SFD) Indonesia, diputuskan untuk menyusun dan membuat buku kurikulum yang akan menjadi standar dan pedoman pelaksanaan karya-karya pendidikan yang dikelola oleh Kongregasi SFD berdasarkan Spiritualitas Kongregasi SFD.


Untuk menanggapi dan melaksanakan keputusan kapitel tersebut seiring dengan kerinduan yang besar akan terwujudnya buku Pedoman Pendidikan  Karakter  ke SFD-an, maka para Suster Pengurus Yayasan Pendidikan Kongregasi SFD (Yayasan Setia Medan, Yayasan St. Maria Banjarmasin, Yayasan Fioretti Tigaraksa) bersama tim spiritualitas SFD bekerjasama dengan Dewan Umum Kongregasi SFD dan dibawah bimbingan P. Darmin Mbula OFM mulai merencanakan pelaksanaan penyusunan buku tersebut,  mendalami nilai-nilai spiritualitas SFD sesuai dengan semangat dan nilai-nilai keutamaan pendiri dan para suster pendahulu Kongregasi SFD. Dengan pengarahan dan bimbingan dari P. Darmin Mbula OFM maka Pengurus Yayasan, Kepala Sekolah dan dewan guru setiap jenjang pendidikan dalam kelompok kecil mulai menggali dan merumuskannya dengan beberapa kali pertemuan.


Masuk dalam kelompok

Perjuangan yang panjang dengan pengorbanan telah dilalui. Setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat TK sampai tingkat SMA masing-masing menyusun standar kompetensi dari sembilan belas (19) Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan 3 (tiga) nilai besar yang disingkat dengan SFD. S adalah Semangat (Bergembira, sikap rajin dan giat, sikap energik, sikap disiplin dan sukacita yang besar dalam setiap karya yang ditugaskan), F adalah Fraternitas (Menunjukkan sikap cinta kasih, sikap ramah, sikap saling bersaudara, Kemampuan untuk membawa damai dimanapun berada dan menumbuhkembangkan sikap toleransi), D adalah Dina atau kedinaan (Kemampuan untuk berdoa, sikap pertobatan, hidup sederhana, sikap rendah hati, sikap tulus, sikap mati raga, rela berkorban, sikap jujur dan sikap tanpa pamrih).



Dengan disusunnya “Pedoman Pendidikan Karakter ke SFD-an” ini diharapkan dapat membangun karakter yang baik untuk semua warga sekolah. Melalui pendidikan sejak dini dan penanaman nilai dengan pembiasaan akan hal-hal yang baik akan efektif dalam pembentukan karakter terutama untuk peserta didik. Nilai-nilai yang terkandung dalam buku karakter ini sekaligus akan menjadi budaya yang baik atau ciri khas bagi semua warga sekolah-sekolah yang dikelola oleh Kongregasi SFD sesuai dengan tingkat dan kemampuan di setiap jenjang pendidikan.




Untuk terwujudnya nilai-nilai ini sangat diharapkan kerjasama diantara semua warga sekolah termasuk dengan orang tua. Namun yang mengambil peran penting adalah guru dalam semua bidang studi. Maka tugas semua guru membiasakan nilai-nilai yang baik kepada semua peserta didik sehingga menjadi milik dan menjadi suatu budaya baik dilingkungan sekolah dan masyarakat.
Semoga dengan adanya Pedoman Pendidikan Karakter ke SFD-an ini, warga Yayasan Pendidikan Kongregasi SFD semakin bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang beriman tangguh demi masa depan bersama yang lebih baik dan cerah.
 ...... Mari kita mulai sebab kita belum berbuat apa-apa ( St. Fransiskus Assisi).....



salah satu unit pendidikan di Kabanjahe


Bening dalam Debu











Disaat arus kehidupan berputar-putar
Begitu mudahnya kita ikut bergulung dan terombang- ambing
nafas saling mengejar dan tak teratur
Dan kitapun lupa, tak sadarkan diri


Dikala tubuh berbaring dengan nyaman
Acapkali pikiran tak tenang dan bercabang liar
Pertanda begitu banyak timbunan sampah batin kita
Penuh luka, dosa dan debu
Yang kita gendong dari waktu ke waktu


Teman..…….
Sering kali kita sibuk tanpa henti
Banyak bicara dan sedikit bertindak
Sampai akhirnya terhempas, lemas dan tak berdaya
Dan saat itu juga muncul beraneka pertanyaan
Untuk siapa saya sibuk, mengapa dan mengejar apa?


Jawabannya ada pada Sang Dia
Yang tidak  dapat ditemukan dalam kebisingan
Butuh kesenyapan dan keheningan
Yang muncul  disaat kegaduhan hati dipahami
Dan Tuhan adalah sahabat dari keheningan itu   


Yakinlah……
Orang kan senang karena keteduhan hati kita
Pada ketenangan jiwa kita
yang memancarkan kedamaian
pada keadaan sulit sekalipun.

Mari kita temui dia dalam keheningan
Maka deru-debu, hiruk-pikuk yang kita alami
kan berubah menjadi suatu kebeningan
Yang menghasilkan kejernihan hati
Tuk memandang dunia yang membahagiaan.




++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Pengalaman di pertapaan Rawaseneng mengajakku untuk belajar mencintai keheningan dan melatih diri untuk diam dalam kejernihan hati/batin serta berdoa tanpa banyak kata. Pengalaman yang sangat berharga tersebut terinspirasi oleh teladan suci Para Rahib pertapa yang ada di Rawaseneng Temanggung, mereka tiada henti-henti dan tiada berlelah-lelah melambungkan pujian dan mengirimkan doa-doa kepada Sang Khalik. Betapa banyak dan tekun mereka memanjatkan doa ke hadapan Tuhan. Mereka menjalankan puasa sangat keras dan berusaha menyempurnakan hidup rohani mereka. Pada siang hari mereka bekerja keras dan pada waktu malam mereka berdoa sampai larut malam. Mereka telah meninggalkan kekayaan, pangkat, para sahabat dengan tidak pulang ke rumah dimana mereka dibesarkan. Tampak dari  luar mereka menderita kekurangan, tetapi dari dalam hati mereka sangat berkelimpahan, bahagia dan terhibur karena rahmat dan pergaulan mereka dengan Tuhan. Hal tersebut terpantul dari aura wajah yang memancarkan keteduhan dan kenyamanan bagi setiap orang yang dekat dengan mereka. 
Sungguh sangat mengharukan akan kesungguhan hati mereka untuk secara total mengikuti Sang pemilik kehidupan. Hati, jiwa ini terasa tenang dan damai di tempat suci tersebut. Ingin rasanya berlama-lama tenggelam dalam indahnya dentuman lonceng dan dalam buaian keheningan, karena segala kejenuhan, teka-teki dan hiruk pikuk kehidupan dapat terobati oleh kesenyapan bersama Sang Dia.

So…..mutiara berharga yang ditemukan adalah “ Jangan pernah jauh-jauh mencari jawaban akan berlaksa-laksa pertanyaan yang kadang sulit diungkap dalam kehidupan ini, entah itu karena masalah pribadi, iman, politik, lingkungan ataupun SARA . Jangan terlalu banyak menuntut dan mengintip perilaku sesama. Namun, temui, tanyakan dan dapatkan jawabannya di kedalaman batin kita dalam keheningan dan dalam kebeningan. Karena disanalah Tuhan bersemayam, Dia setia menunggu dan senantiasa merindukan kedatangan kita dalam keadaan apapun. Sbab tanganNya selalu terulur dan terbuka bagi kita yang mencariNya”. Terimakasih  Tuhan, terimakasih sang waktu dan   terimakasih Para Rahib, setialah selalu. Amin.